Sunday, October 4, 2020

1 Tahun Pernikahan #MandiriDay4

 



Habis subuh, aku membantu mamak memanggang jadah dengan teflon. Pagi yang dingin ditemani teh hangat dan jadah panggang, hmm... Nikmat sekali, menambah semangat beraktivitas di pagi yang dingin ini.

Pagi ini mamak masang tumis tempe khas Budhe Tirman (almh.), tetangga kami yang dulu jual sayur dan lauk matang. Rasa tumis tempe buatan beliau khas sekali, yang paling ku suka bawang putih dan bawang merahnya akan tasteful asin dan manis caramelize dari gula jawa. Aku bantu memotong tempe dan bumbu-bumbunya. Sambil mamak memasak tumis tempe, aku memanggang ayam kemarin, ku oleskan bumbu ungkepnya, aromanya begitu menggoda. MasyaAllah, setelah selesai memanggang ayam, aku langsung makan potongan-potongan daging yang hancur karena diungkep dalam waktu lama. Nikmatnya, meski makan ayam yang hancur, tapi bumbunya begitu merasuk, bapak memang pandai memasak, tak kalah dari mamak. 😎


Selesai masak, aku membuat agar-agar sesuai permintaan suami. Awalnya mau buat yang rasa coklat, tapi karena di warung tetangga tidak ada, jadi aku beli rasa mangga dan agar warna merah. Karena ada jambu merah, ku jus saja dan ku campur dengan agar warna merah. Ternyata setelah agar-agarnya jadi, susah untuk dikeluarkan dari cetakan karena teksturnya lebih padat, alhasil agak hancur bagian bawahnya tidak sesuai bentuk cetakan. Aku belajar 1 pengalaman, jika lain waktu akan membuat agar-agar yang dicampur jus, lebih baik gunakan mangkuk-mangkuk atau cup untuk mencetaknya, lalu dimakan langsung dari mangkuk atau cup dengan sendok.

Hari ini aku belum jadi mencucikan baju orang tuaku karena keburu mamak mencuci sendiri. Tapi alhamdulillah aku langsung bersegera mencuci segala macam peralatan dapur yang ku gunakan. 


Aku juga sempat mengunjungi pakde bude mbak tetangga masa kecilku yang sudah pindah ke dusun sebelah. Sekitar 10 tahun belum pernah berjumpa pakde bude karena pindah rumah, aku juga sudah lama stay di Jogja. Senang sekali melihat kondisi pakde meski stroke tapi sudah bisa jalan sendiri dengan bantuan 1 tongkat di tangan kanannya. Senang berjumpa dengan mbak Puji, mbak yang dulu seperti mbakku sendiri.


Semasa kecil aku selalu bermain di rumahnya sampai aku ngantuk, baru aku mau pulang. Kalau mbak Puji belum pulang sekolah, aku tunggu di rumahnya sambil menemani bude masak atau melakukan aktivitas lainnya. Dulu aku sering rebutan bantal, kadang sampai aku tidur di kamar mbak Puji, baru digendong bapak dan tiba-tiba aku bangun sudah di rumah. Aku sudah seperti adiknya mbak Puji, "nginthil" terus ke manapun dia pergi. Sering aku ikut bahkan saat mbak Puji ke rumah simbahnya, senang sekali aku diajak naik angkot, jalan-jalan ke rumah simbah mbak Puji. Bude pakde sudah menganggapku seperti anak sendiri, banyak memori masa lalu beliau ceritakan ke mas Arif suamiku.

Hari yang indah, hari yang penuh syukur, ditambah hari ini 1 tahun pernikahan kami. Tiada yang pantas kami lakukan selain bersyukur dan bersyukur. Terlepas dari apa yang baru saja Allah ambil, meski baru sebentar sekali dititipkan pada kami. Kami patut bersyukur, bersabar dan tentunya belajar dari pengalaman ini.


Hai Nak, atas izin Allah kami pun telah memaksimalkan ikhtiar menjagamu di rahim ibu... Semoga suatu hari Allah kembali percayakan kami, menjaga sampai lahir di dunia dan menjadi orang yang mulia dengan kebermanfaatannya.


Esok, semoga lebih baik, :) mari terus berbenah, masih punya PR juga beberes barang-barang.

#harike-4

#tantangan15hari #zona2kemandirian #pantaibentangpetualang 

#institutibuprofesional #petualangbahagia

No comments:

Post a Comment