Sunday, September 22, 2013

Haska FTS : Warna-Warni Ramadhan di Rantau

Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini aku lebih banyak menjalani Ramadhanku di rantau, lebih tepatnya di kampus UNY. Kampus religius ini yang menjadi tempatku menghabiskan dua per tiga bulan yang penuh maghfiroh ini. Hampir setiap hari diisi syuro bersama kawan-kawan pejuang yang luar biasa. Para pejuang yang tetap bertahan di rantau untuk menyambut keluarga baru FMIPA, itu lho adik-adik maba yang masih unyu-unyu. Mempersiapkan stand dan tentunya berbagai amunisi, seperti bunga, gantungan kunci, pembatas buku, dan tentunya senyum dan keramahan untuk menyentuh hati mereka. Setiap hari nangkring di stand untuk menyediakan berbagai hal yang maba butuhkan. Tak kenal lelah kalian ini.
Pernah suatu hari bertemu dengan seorang maba. Ia begitu ramah. Aku memulai percakapan dan dia pun menyambut dengan hangat dan tak terasa sudah asar. Dari percakapan tadi, aku tahu bahwa dia ingin bergabung menjadi LJ rangers. Di hari yang berbeda ku bertemu dengan seorang akhwat yang begitu anggun dan dewasa. Ternyata dia maba yang berasal dari luar Jawa. Subhanallah, ia merelakan lebarannya kali ini tak pulkam untuk mengikuti rangkaian kegiatan mahasiswa baru.
Tak hanya syuro dan menyambut maba. Ada sebuah pengalaman lucu saat sahur keempat. Mba kos sudah membeli lauk saat buka, jadi tak ada teman untuk keluar membeli nasi dan teman-temannya. Alhamdulillah ada mie instan, ternyata gas habis. Heater-pun tak punya. Akhirnya memasak mie instan menggunakan setrika yang ku letakkan di atas cangkir stainless berisi air. Walaupun dengan alat yang seadanya, alhamdulillah masih dapat melaksanakan sahur. Pasca kejadian itu, aku jadi sering memasak menggunakan setrika jika kepepet. Hehehe...
Ada satu hari untuk menyelesaikan sebuah amanah yang di-dateline esok, namun baru dapat dikerjakan H min satu. Alhasil bersama tiga akhwat melembur hingga tak tidur sama sekali. Seorang akhwat mengatakan biar lelah asal lillah. Kata teman si akhwat tadi kalau lillah tak pernah lelah. Perjuangan ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan Rasulullah. So, jangan merasa capek asri, semua ini hanya titik-titik kecil yang telah kau lakukan untuk dakwah. Pagi itu pasca lembur, kalimat pertama yang diucapkan seorang sahabat padaku “Ukh, jangan lupa istirahat.” Kami pun berpisah. Dan ketika bertemu kembali, ia berkata “Ukh, tidur dulu” dengan raut muka seperti ibu yang sedang menyuruh anaknya, layaknya seorang kakak yang sedang memperhatikan adiknya. Subhanallah, betapa indahnya ukhuwah. Sahabat bisa menjadi ibu yang memperhatikan kita, terkadang ia bisa juga menjadi anak kecil yang celotehnya membuat kita tertawa, ia juga bisa menjadi kakak dengan nasihat-nasihat dan solusi-solusinya. And i’m really pleased to have you as my best friend because of Allah. Titik dua bintang untuk sahabat-sahabat tersayang.
Senin, 29 Juli 2013, saatnya upgrading HASKA. “Merajut kembali makna ukhuwah, bersama tetap tegar di jalan dakwah”. Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tetapi kita yang membutuhkan dakwah. Merasa tertohok ketika melihat video yang ditayangkan. Jleb-jleb sekali. Mana aksimu atas penderitaan saudaramu di Palestina, Suriah, Rohingnya. Tak perlu jauh-jauh, saudara kita sendiri sedang berjuang melawan sakitnya. Ukh anisyah, mas’ulah kita, ummi kita masih terbaring di rumah sakit. Saatnya kita peduli, karena kita keluarga, atau jangan-jangan kita hanya organisasi yang hanya menjalankan proker saja. :’( Ayo tunjukkan kepedulianmu, tunjukkan rasa kekeluargaanmu pada saudarimu. Begitu kata seorang ikhwan.
Ummi Anisyah, merindukan sosok beliau yang begitu hangat kepada anak-anaknya. Di tengah sakitnya pun wajahnya tetap teduh dan bersinar. Ummi, kami tahu ummi kuat dan ummi pasti bisa melalui ujian ini. Kami menanti ummi kembali ke HASKA. Kami rindu ummi Anisyah. Ya Allah, berikanlah kesembuhan untuk ummi kami. Aamiin
Siang harinya HAFA (HAska Fresh Abis) alias masak-masak. Senangnya bisa memasak bersama pejuang Kemuslimahan. Dipimpin oleh mba Atul, sang Koakh wa Kabid kami mulai meracik berbagai bumbu. Idza, Asri, Bunda Wening, Mba Fani dan Andri memotong-motong sayur dan buah. Akhirnya tersaji NaBokSi (Nasi Botok Sushi) Ukhuwah untuk Pejuang yang Tak Kenal Lelah ditemani Koktail Istiqomah untuk Pejuang Dakwah. Selamat berbuka!
Oiya, Ramadhan kali ini aku bertemu para malaikat kecil, adik-adik TPA yang begitu luar biasa. Begitu aktif berolahraga. Sebelum mengaji dimulai, mereka berlarian. Seusai mengaji pun begitu. Kadang membuat kepala sedikit pusing dengan tingkah mereka, tapi juga sering membuat mas dan mbaknya ini tersenyum dengan tingkah lucunya. Si kembar Anjani Anjali yang tak terpisahkan, Lili yang hobi lari, Ziven yang jilbabnya modis, Faras yang pendiam, Faisal yang kalau mengaji sering lihat ke atas, si imut Nindy, Trio Dyas Yaya Nisa, Dila, Naura, dan masih banyak yang lain. Di sini pun aku bertemu dengan sahabat baru, Vina, Mba Tri, mba Ata, mba Rita, dan ustadzah lainnya. Aku kecewa pada diri sendiri yang belum istiqomah membersamai mereka. Masih bolong-bolong ke TPA. “Mba, kok kemarin ga datang” ucap seorang ustadzah dengan wajah pura-pura cemberut. Aku hanya bisa tersenyum dan meminta maaf padanya. Lagi-lagi tentang prioritas.
Pernah suatu sore diminta tolong untuk membantu seorang kakak mengurus takjil. Awalnya aku mengiyakan namun mengingat ada agenda lain, aku pun meminta pendapat kakak tadi. Ia mengusulkan padaku untuk datang ke agenda yang lain itu. Dan lagi tentang prioritas. Manakala kau maksimalkan yang satu, maka yang satu akan merasa terabaikan. Namun manakala kau melakukan keduanya, maka keduanya tidak bisa maksimal. Bismillah, aku pun harus memilih dan semoga pilihan-pilihanku dan apa yang telah ku lakukan itu sudah benar dan sesuai dengan fiqh prioritas. Afwan kepada antum semua yang sudah asri kecewakan. Jika asri masih salah menempatkan dan memilih fiqh prioritas, mohon diluruskan.
Semoga hanya Allah yang menjadi tujuan kita melakukan aktivitas di setiap nafas. J

Afwan hanya ini yang bisa asri tuliskan. Tentunya masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, asri mohon kritik dan sarannya nggih untuk tulisan ini.
Dandelion Sederhana

No comments:

Post a Comment