Sunday, September 22, 2013

Aku dan Gembul

Gembul, satu kata yang membuatku selalu tersenyum saat mendengarnya. ^^ Eh, bukannya aku gila lho, karena senyum-senyum sendiri mendengar kata gembul. Entah kenapa aku merasa sangat suka dan sangat bahagia dengan panggilan ini. Ada rasa tersendiri saat dipanggil dengan sebutan ini. (cie....) Begitu nyaman, rasanya tak ada sekat yang memisahkanku dengan yang menyapaku Gembul .

Mungkin bagi sebagian orang sapaan Gembul adalah sapaan yang kurang sopan. Ah iya, aku hanya bisa berkata “mungkin” karena aku belum tahu apakah sudah ada yang mensurvey atau belum, berapa persentase yang menyukai dan tidak menyukai dirinya dipanggil gembul. :o Dan mungkin hanya sebagian kecil yang menyukai sapaan ini, termasuk aku di dalamnya. :D Aneh gak sih? Ah menurutku tidak. Mungkin aku berpendapat begini karena aku terlalu suka dengan panggilan gembul. Aku menganggapnya panggilan sayang dari sahabat-sahabat dan mbak-mbakku. J Ya, anggap saja begitu. Anggap saja ini ungkapan cinta mereka padaku. Mudah bukan? Tak perlu berpikir bahwa itu ejekan (mungkin atas fisikku yang memang gembul ini). Ah tak apa, toh memang begini adanya, tak dapat dipungkiri dan hanya bisa disyukuri, alhamdulillah. Karena kegembulan badanku jadi Allah membuatku merasa senang dengan panggilan kesayangan ini. :D

Jika dapat membuat segala hal menjadi mudah dan ringan, kenapa harus membuatnya menjadi sulit dan berat. Jika dapat berpikir positif dengan efek bahagia, kenapa harus berpikir negatif yang hanya membuat pening saja. Inget lho, kan F aksi sama dengan –F reaksi  (kalo ga nyambung disambungin sendiri ya :D)

Ah, semoga kata gembul ini bisa menjadikan diriku lebih baik lagi. Bukankah lisan itu bersifat netral saat diam. Maka pikiran kitalah yang mengendalikannya. Pikiran kitalah yang menginstruksikan sang lidah untuk berkata yang baik dan menyenangkan, pun sebaliknya pikiran kita jugalah yang dapat membuatnya mengeluarkan kata-kata buruk nan menyakitkan. Lagi-lagi, iya, lagi dan lagi semua itu terkait dengan hati. Di sinilah hati nurani itu berfungsi. Jika hati itu baik dan bersih maka ia akan membisikkan pada pikiran untuk mengatakan hal baik nan menyenangkan. Dan jika hati kita sedang keruh, bisa jadi ia membisikkan pikiran yang memberikan instruksi pada lidah untuk berkata sebaliknya. (Aduh, apaan sih kok sampai ke sini segala? :o Okee, kembali ke Gembul ya :D) Ya, ketika memandang gembul sebagai suatu ejekan, sepertinya hanya sakit hati yang didapat. Namun jika memandang kata gembul sebagai panggila sayang  dan pemicu kebaikan, maka itu jugalah yang akan terjadi pada kita. Ya, berpikirlah bahwa itu dalah doa mereka. Semoga yang dipanggil gembul ini tak hanya gembul badannya saja. Semoga gembul imannya, gembul kejernihan hatinya, gembul ilmunya, gembul ramahnya, gembul rasa maafnya, gembul kesabarannya, dan gembul-gembul kebaikan yang lainnya. J

Mau baik atau tidak, semua itu tergantung kita. Kalau udah ada yang baik, kenapa milih yang ga baik. Buat diri sendiri, jangan coba-coba (maaf kata-kata ini ngutip di iklan) :) Intinya, yuk sama-sama belajar berpikir positif :)

Sedikit refleksi mengenai panggilan kesukaanku :D Semoga bermanfaat.

Sabtu malam, 21 September 2013 @22.59 oleh Dandelion Sederhana yang sedang belajar membuka mata, telinga, pikiran dan hati.

Spesial untuk gembul ije, gembul nibi-chan, mba bunda rizki, mba azi, mba mifta, alvica, hamida, ibu sari, fikha, dan siapa lagi ya, lupa. Mungkin sudah terlalu banyak yang ku panggil gembul, maafkan aku jika panggilan ini membuat kalian tak nyaman. :)

Ditujukan untuk para pejuang KSK yang cantiknya luar biasa :D mami erni, mba nurma, mba indri, mba jelita, kaka nibi, kaka lala, kaka nunu, kaka isti, kaka memen, kaka yuti... tidakkah kalian merindukan si gembul ini? Aku kangen kalian dan kerempongan kita dulu :*

No comments:

Post a Comment