Sunday, September 22, 2013

Aku, Islamku dan Semangat Baruku

            Bismillah, setelah sekian lama tak menulis untuk dikonsumsi orang lain, ku coba kembali mengalunkan kata-kata yang semoga bermakna.
Aku adalah seorang anak tunggal dari sebuah keluarga yan tidak terlalu kental suasana agamanya. Dilahirkan dari kedua orangtua yang beragama Islam adalah hal yang patut untk disyukuri. Berbicara tentang aku dan islam, maka yang akan dapat mengorelasikannya adalah hidayah dan perubahan. Hidayah untuk menghijabkan diri karena-Nya (insyaAllah). Tentang hati yang ikhlas menerima dan tentang jiwa yang tergerak untuk mulai membaik. Dan lagi-lagi berhubungan dengan hati, selalu saja tentangmu. Panggilan untuk berhijab sering digaung-gaungkan tepat di telinga namun perlu keikhlasan hati untuk menerima agar tindakan nyata terlaksana. Ah, dulu selalu saja diri ini menolak, mencari alasan dengan berbagai alibi. Maka jika terlalu sibuk menemukan alasan, lalu kapan mau melakukan? Karena bukan hati dulu yang perlu dihijabi namun harus beriringan agar tercipta harmoni perbaikan diri yang seimbang.
            Akhirnya hidayahpun bisa ditindaklanjuti manakala hati ini sudah terbuka. Alhamdulillah, tiada lagi keraguan dalam hati untuk segera menghijabkan sisi lahiriah. Alhamdulillah, aku telah melewati masa revolusi dari fase yang penuh keburukan menuju fase yang diterangi warna-warni cahaya Islam semenjak berhijab dua tahun yang lalu. Betapa tenang, damai dan nyaman mengenakannya. Maka ketika raga telah dijilbabi, timbul rasa tak nyaman ketika jiwa masih saja begini. Hati tak dapat dibohongi memang. Bukankah tak adil jika raga yang sudah terhijabi, namun hati belum juga berhijab? Sejak saat itulah aku putuskan untuk tak lagi menolak keinginan hati untuk dihijabi. Bismillah. Maka ketika hati sudah berazzam, hati pulalah yang bisa menjaga azzam itu. Karena Dialah Sang Pemilik hati, maka aku belajar meminta pada-Nya agar diistiqomahkan dalam memperbaiki diri lahir dan batin. J
Alhamdulillah (lagi) diizinkan Allah menginjakkan kaki di kampus profetik dengan aroma Islam yang kental. Melihat mbak-mbak dengan jilbab lebar, ah jadi ingat seorang ibu guru di SMP yang kami sering menjulukinya ibu ‘taplak’ karena jilbab lebarnya itu. Astaghfirullah. Dulu aku merasa aneh dan rada ilfill melihat mbak-mbak berjilbab lebar itu. Tapi setelah aku membaca dan tahu, kini malah aku jadi belajar seperti mbak-mbak itu. Ya Allah, ampuni asri Ya Rabb, atas kealphaan ilmu ini yang malah menjadikan asri memandang aneh mbak-mbak itu.
Semenjak berada dalam rumah cinta HASKA JMF ku temukan teladan, di sini pulalah ku rasakan indahnya ukhuwah berbingkai cinta karena-Nya (insyaAllah). Ah, mereka itu selalu saja membuatku kagum, haru, dan rindu. Tak perlu banyak kata, cukup senyum tulus dan hangatnya pelukan telah mampu menetapkan hatiku untuk tak beranjak dari rumah cinta kita. Ah, iya perhatian, itu pula yang telah menjadikanku tetap teguh di jalan ini. “Sudah makan dek? Jaga kesehatan ya, sayang. Ayoo tidur, sudah malam. Yuk dhuha dulu. Sudah berapa lembar tilawah hari ini, ukh?” Kalimat-kalimat sederhana, namun begitu indah. Tak hanya tentang dunia, tapi bersama berjalan mempersiapkan akhirat.
Alhamdulillah, Allah memang Maha Baik membiarkanku terjerumus ke jurang kebaikan di rumah ini. Menjadi salah satu keluarga para pejuang kemuslimahan adalah hal luar biasa lainnya. Ummi Atul, mba fani, mb fia, sisil, idza, bunda wening, andri, rohmah, dan tak lupa si ukhti semangat(ukh damai.red), kalian akhwat-akhwat tangguh yang luar biasa. Terima kasih sudah mau mengajakku bersama-sama membingkai hari dengan kegiatan yang insyaAllah penuh kebaikan. Mencoba tetap bertaqwa dalam kekuatan ukhuwah agar istiqomah menebarkan kemuliaan dakwah. Rindu syuro di sudut favorit pojok utara masmuja bersama kalimat-kalimat bijak kalian tentunya. Ya Allah, teguhkanlah hati kami agar tetap menebarkan kebaikan. Aamiin J
Alhamdulillah pula bertemu teman-teman dan mbak tutor yang luar biasa. J aku mencintai kalian karena Allah, semoga kita diistiqomahkan untuk fastabiqul khayrat ya. J Jazakumullahu khayran katsir, selama ini sudah menemaniku, mengingatkanku, menasihatiku agar tak melenceng. Walau hanya bertemu sekali dalam seminggu, semoga hati-hati kita tetap menyatu. Walau raga tak dapat terus bersua, semoga doa yangmenjadi pengikatnya. J
Tak terasa sudah memasuki semester 3. Ah, sudah punya adik sekarang. Bismillah, apapun yang terjadi, harus bisa memberi contoh yang baik kepada mereka. Apapun yang terjadi harus meningkat amalan-amalannya. Apapun yang terjadi harus tegas pada prioritas. Apapun yang terjadi, tak boleh menunda, kerjakan sekarang. Bismillah, harus bisa membiasakan diri untuk tegas pada diri. Aku tak ingin seperti kemarin yang membiarkan diri ini terlalu banyak bersikap santai pada waktu sehingga banyak hal yang tak maksimal. Jangan lagi menunggu, jangan lagi menunda, karena hal yang baik harus diupayakan kini. Semoga dengan ketegasan ini bisa memperbaiki. Bismillah, siap move on dan siap menjemput takdir baik semester ini. J
Semoga bermanfaat. J Maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam tulisan yang tak bermelodi ini.

                                                                                                Dandelion Sederhana

Di sudut masmuja ketika menunggu waktu asar

No comments:

Post a Comment