Wednesday, May 21, 2014

Sepenggal Memori#1 -Ukh, aku makin cinta-

Yogyakarta, 4 Rajab 1435H/ 4 Mei 2014


Tentang hari ini yang begitu luar biasa, semua rasa bercampur menjadi satu. Bahagia, haru, bercampur lelah, semoga ada hikmah. :’)


  Pasca adzan dzuhur, kami segera bergegas mencari masjid/musholla terdekat yang berada di depan tempat agenda 1 namun tempat wudhunya terbuka dan hanya ada satu kamar mandi. Dengan beberapa pertimbangan Puthy menyarankan untuk shalat di masjid dekat tempat agenda berikutnya. Okee, segera move on ke sana. Saat membuka kunci sepeda, ku dapatkan pelukan hangat dari kakak Asih dan Muthiah. Aaaaa, meleleh. :’)


Pasca shalat dan bergegas tuk merapat, kami mendapat kabar bahwa agenda dibatalkan. Alhasil muncul ide makan bareng deh. Cukup antusias, maklum belum sarapan. :o Perundingan akan tempat makan dimulai. (mohon maaf asri lupa redaksi kalimatnya)

“Gimana kalau di ..., kan di sana banyak, dapat ..., ..., lho, ” lupa siapa yang usul.
“Kalau laper banget, jangan makan yang berlebihan juga porsinya,” kata Puthy.
“Gimana kalau di ...,” kata seorang akhwat.
“Jangan di ...,” kata AW.
Kata mba Kaprianti menyetujui usul AW: “Jangan makan di sana, menunya kurang sehat”

Akhwat memang rempong ya mau makan saja syuronya lama, hehe.

Muthiah mengingatkan : “iya kan, buat calon generasi penerus.”
Akhwat memang harus mempersiapkan generasi penerus dari sekarang, termasuk memilih apa yang kita makan. Ya, karena sari-sari makanan yang kita makan akan mengalir dalam darah kita. Menjadi bagian dalam tubuh kita yang akan kita wariskan pada keturunan kita. Jika yang kita makan halal dan baik, maka kebaikan pula yang akan kita wariskan pada anak kita. - ukhti-ukhti shalihah, mohon diperbaiki dan ditambah penjelasannya :’) 


Oke fiks makan di SS depan GOR UNY. Mau meluncur ke sana pun, masih berunding lagi bagaimana nasib si hijauku. Aku ngeyel untuk tetap gowes sampai ke tempat makan yang sudah dipilih, namun mereka tak membolehkan. (so sweet) Muthi usul agar digeret saja orang dan sepedanya. Ya, berbagai usulan datang. Saat belum juga menemukan solusi yang disepakati, AW sudah menaiki si hijau dan melaju dengan anggunnya. Alhasil, akumembonceng Ririn dan kami segera menyusul AW yang sudah memimpin di depan. Sampai di warung yang menjual bensin, Muthi menggantikan AW mengayuh si hijau. Tas Muthi dibawa Puthy, dan AW membonceng kakak Anisa.

“Puth, aku terharu,”
Puthy membalas, “Mungkin ini yang membuat kita tetap bergerak, ukhuwah ini, As”
Lalu Puthy memberikan botol minumnya untuk AW. (dan lagi, ukhuwah memang indah)


Di lampu merah berikutnya, Muthi bertukar posisi dengan kakak Asih. Transaksi tukar helm dan tas pun terjadi lagi. Sampai di depan UIN, Anggun yang mengendarai si hijau. Sesampainya di Demangan, aku meminta gantian mengayuh si hijau, tapi Ririn berkata “kamu kan udah sering,” sambil mengembangkan senyum manisnya. (kalian iniPerempuan-perempuan Keren-Shalihah) Alhamdulillah sampai deh di SS depan GOR dan ternyata PENUH saudara-saudara. Kedai Jamurlah tujuan selanjutnya.


Pasukan terpecah menjadi dua, Ririn menuju parkiran IEC untuk memarkir si hijau disusul Ije, Muthi-Asih, Anggun-Asri. Pasukan pertama, Fikha-Puthy, Anisa-AW otw ke Kedai Jamur. Sambil menunggu ije mengobati ban belakang motor yang kempes, Anggun-Asri menuju Kedai Jamur. Kami berpapasan dengan Fikha, kata Fikha Kedai Jamur tutup. Di jalan juga berpapasan dengan mbak-mbak 2010 yang menuju ke Kedai Jamur. Mencoba menyusul Fikha-Puthy namun kehilangan jejak. Dan layar HP menampilkan sms Puthy “SS Pandega Marta” dekat DS. Perjalanan berlanjut setelah menemukan Ije-Ririn dan Muthi-Asih.


SS Pandega Marta juga penuh. U_U Akhirnya move on ke Warung Inyong. “HABIS, MINGGU LIBUR”, ini tulisan di parkiran Warung Inyong. Oke fine “janganlah bertekuk lutut dalam pelukan putus asa” karena masih banyak warung makan yang buka. Oke, kita pindah ke WS, siapkan kantong ukh. :’) Di perjalanan, Fikha dan Puthy terjatuh. Rupanya fikha mulai lapar dan mulai kurang fokus, wajahnya pun pucat. Akhirnya Fikha membonceng Ririn dan Ije yang memboncengkan Puthy. Waktu menunjukkan pukul 14.26 sampai di WS. Kakak Anisa telat makan dan perutnya sakit. Semangat kakak, akhirnya gerilya mencari makan menemukan muaranya setelah hampir 2 jam berpetualang. Alhamdulillah, meskipun agak berat di kantong untuk ukuran mahasiswa tapi acara makan bersama kali ini benar-benar berkesan. :’) Ditunggu hasil survey dari Ririn dan Duo Atika :’)

Ya, perjalanan hari ini luar biasa. Aku makin cinta jalan ini. :’) Jazakumullahu khairan katsiran, semua :*ya Ije menyadarkanku, dan tak bisa dipungkiri, aku mencintai kalian karena Allah :*



Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh si surga, menara- menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah.


Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah. Mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci, sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.


Karena saat ikatan melemah,
saat keakraban kita merapuh,
saat salam terasa menyakitkan,
saat kebersamaan serasa siksaan,
saat pemberian bagai bara api,
saat kebaikan justru melukai,
aku tahu, yang rombeng
bukanlah ukhuwah kita,
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil,
mungkin dua-duanya,
mungkin kau saja,
tentu terlebih sering, imankulah yang compang-camping
(Dalam Dekapan Ukhuwah-Salim A. Fillah)




No comments:

Post a Comment