Yogyakarta, 17 April 2014
Seringkali... Biasanya... Ah, kebanyakan... Hmm, mungkin hanya beberapa memilih mendapatkan hasil yang ideal, terbaik, maksimal namun secara instan, cepat, langsung ingin mendapatkannya. Ya, mungkin aku termasuk di dalamnya. Semoga tak lagi. Ya, kebanyakan kurang memperhatikan bagaimana cara yang baik, benar. Oke, lagi dan lagi ini tentang cara bagaimana mencapai suatu hal atau yang lebih dikenal dengan istilah proses.
Ingatlah, Nak. Prosesmu, seberapapun dan bagaimanapun hasil yang kau dapat, sekalipun itu ideal. Prosesmu itu lebih mendawasakanmu, Nak! Prosesmu itu lebih membelajarkanmu, Nak!
Ingat Nak, bukanlah hasil yang menjadi nomor satu! Sadarilah bahwa prosesmu itulah yang justru membentukmu. Prosesmu itulah yang kan membuatmu mengerti dan membelajarkanmu banyak hal.
Ya, mereka di luar sana sudah mengerti banyak hal. Sedangkan kau merasa, kau di belakang mereka atau bahkan kau merasa kau tertinggal amat jauh? Anakku, tak apa. Ini bukan berarti kau tak dapat mengerti. Bersyukurlah, tetap berpositiflah Nak. Inilah cara-Nya menyadarkanmu bahwa masih banyak yang perlu kau perbaiki. Nak, kau juga bisa seperti mereka. Hanya saja, bisa jadi Allah belum mengizinkan kau mengerti saat ini. Bisa jadi jika kau sudah mengerti saat ini, kau jadi sombong. Bisa jadi inilah cara Allah menyelamatkanmu dari sifat itu. Percayalah, sebaik-baik rencana adalah milik-Nya.
Proses itu memang panjang, Nak. Mungkin kau akan merasa lelah, ya bahkan kau mungkin ingin berhenti dan kembali me-nomor satu-kan hasil dengan cara apapun. Berproses memang butuh waktu dan kesabaran tentunya. Namun bukankah dari situ pula akan kau dapatkan banyak pelajaran? Dari situ pulalah kau kan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik?
Instrospeksi dirimu, Nak! Bermuhasabahlah Nak.
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)
Ini ayat cinta dari-Nya. Cobalah kembali meluruskan niatmu. Proses itu memang harus terus dilakukan karena-Nya. Jika bukan karena-Nya maka kau akan mudah lelah bahkan mungkin sampai ingin berhenti. Teruslah tumbuh Nak. Teruslah berproses. Jadikan ajal sebagai pemberhentian prosesmu. Teruslah belajar Nak hingga nafas terhenti.
Belum terlambat untuk tak lagi menjadikan hasil yang nomor satu. Belum terlambat untuk kembali memprioritaskan proses. Belum terlambat untuk memperbaki prosesmu. Belum terlambat untuk bermetamorfosis menjadi lebih baik. Ingatlah Nak, selalu libatkan Alah. Ingatlah hanya karena-Nya, kau yang lemah ini mampu berproses. Ketika tak kau temukan hasil yang maksimal, ingat lagi Nak. Sudahkah prosesmu karena-Nya? Apakah kau terlalu terpacu pada hasil dan justru membuat prosesmu terisi oleh hal-hal yang tidak disenangi-Nya? Pun jika kau sudah melibatkan Allah, apakah kau sudah bersungguh-sungguh dengan prosesmu?
-Di sela mengerjakan tugas Mekanika Analitik-
Dandelion sederhana yang sedang berproses. ^_^

