Alhamdulillah, kemarin bisa bersilaturahmi ke rumah simbah. Ya walaupun harus menunggu angkot di pinggir jalan sekitar 15 menit disambung menunggu bus di terminal selama 30 menit akhirnya sampai di Tegalrejo untuk melepas rindu. :’)
Siang ini cukup terik. Kakek datang selepas mencari rumput untuk makan si embek (red. kambing). Kakek duduk dan meminum segelas teh manis panas. Percakapan singkat pun dimulai.
Mbah kakung : “Kaya apa ya sing dirasake tanduran, nek panase kaya ngene iki?”
(Seperti apa ya yang dirasakan tumbuhan, kalau panasnya seperti ini?)
Mbah putri : “Ha iya, manungsa sing ngrasake wae, panase wis kaya ngene. Nek manungsa rak isa bola- bali ngombe. Lha nek tanduran?”
(Iya, manusia saja yang merasakan sudah panas seperti ini. Kalau manusia kan bisa berkali- kali minum. Nah kalau tumbuhan?)
Subhanallah :’) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah selalu memberikan yang terbaik, sesuai porsinya. Ya, manusia punya tangan dan kaki yang bisa digerakkan, bisa untuk bolak-balik ambil minum. Nah tumbuhan memang tak punya tangan dan kaki. Tapi tumbuhan punya jaringan pengangkut xylem dan floem untuk mengangkut air dan zat-zat yang diperlukan untuk terus berproses mensyukuri nikmat hidup dari Allah dengan berfotosintesis dan proses lainnya. :’) Nah Tumbuhan saja berproses mensyukuri nikmat Allah dengan memaksimalkan apa yang diberikan Allah padanya. Kita manusia. Hmm..sudahkah bersyukur? Sudahkah memaksimalkan apa-apa yang kita punya untuk kebaikan? #tanyahati
Selalu ada ibrah yang dapat kita ambil di mana saja. Cukup buka mata, pikiran dan hati. Bukankah hidup itu adalah belajar dan terus belajar. Janganlah takut kekurangan ilmu dan pelajaran. Bagaimana pun, di mana pun dan kapan pun kamu berada, itulah arena belajarmu. Manfaatkan dan dapatkan pembelajaran semaksimal mungkin. Cukup dengan membuka mata, pikiran dan tentu saja membuka hati.
Tegalrejo, 15 Oktober 2013
Dandelion Sederhana yang sedang belajar membuka mata, pikiran dan hati
No comments:
Post a Comment